Ikhtisar
bacaan 1
Iklan
yang menyerukan masyarakat Toba dimana pun berada untuk mengusir perusahaan
Bona Pangsit ( Bahasa sub etnik Batak Toba untuk menyebut daerah tempat tinggal
mereka ) merupakan ide dari Ompu Monanag Napitupulu ( Daniel Napitupulu )
selaku ketua Perbato sejak tahun 1997. Perbato adalah sebuah organisasi
kesukuan . Ompu Monang menyatakan pentingnya tiap etnis di Indonesia punya kesadaran diri untuk
menggalang solidaritas kecil yang akhirnya berguna untuk solidaritas di
Indonesia.
Suku
Batak mengutamakan kehangatan dalam berkeluarga. Dalam segi nama, nama Ompu
Monang Napitupulu merupakan nama dari cucunya yakni Monang Napitupulu,
begitulah adat Batak. Kehangatan dalam suku Batak bukan hanya itu saja, Jika
ada acara perkawinan, selain banyak tertera nama turut mengundang, pada
pestanya hampir tiap orang merasa penting dan punya hubungan kekerabatan dengan
mempelai. Selain itu, rasa solidaritas,saling empati dan saling bergotong
royong antara orang Batak Toba hingga saat ini masih terjalin dengan rapi.
Alhasil dengan rasa kekeluargaan yang begitu mendalam banyak membawa berkah
bagi suku Batak Toba salah satunya sudah hampir tidak ada orang Batak Toba yang
buta huruf sampai saat ini.
Di
suatu sisi kekerabatan ini membawa sisi positif, di sisi lainnya juga mendapat
sisi negatif yaitu penghamburan uang dan waktu. Dalam sebuah pesta Batak, orang
atau kerabat yang hadir akan sangat kesal menunggu sampai selesainya acara
keluarga yang sangat bertele tele. Selain itu, pada sebuah upacara perkawinan
Batak Toba pasti memberikan sehelai kain ulos kepada mempelai. Tidaklah heran jika
mempelai mendapatkan ratusan kain ulos dari acara tersebut. Yang pada akhirya
akan dijual kembali. Selain contoh perkawinan, contoh pembangunan makam Batak
Toba merupakan ajang gengsi dari kalangan itu yang nilainya mencapai ratusan
juta rupiah yang tidak lain adalah karena persaingan antar gengsi keluarga.
Untuk
mengatasi sisi negatif ini, Ompu Monang rela mengorbankan pada pesta perkawinan
anak perempuannya yang akan datang, ia melaksanakannya dengan cara efisien dan
tidak keluar dari adat Batak. Selain itu, ia juga gencar gencarnya melakukan
seminar untuk mengatasi hal itu.
Ikhtisar
bacaan 2
Frenky
Raden mempelajari bentuk bentuk kesenian suku Dayak Kenyah dan Modang yang
berada di pedalaman Kalimantan Timur. Menurutnya, kesenian dalam
masyarakat Dayak ini tidak bisa
dilepaskan dari konteks gerak kehidupan sehari hari. Contohnya dalam bidang
ekonomi, sosial, agama, pendidikan dan kesenian sendiri. Daerah pemukiman suku
Dayak ini terletak di Kecamatan Ancalong, Kabupaten Kutai dan kota Tenggarong.
Daerah ini adalah daerah yang terisolir. Masyarakatnya hidup dalam keutuhan
bentuk kebudayaan dan sistem nilai mereka yang asli. Namun setelah masuknya
minoritas Belanda yang membawa ajaran Kristiani mulai tumbuh bermacam macam
persoalan baru dalam tubuh masyarakat mereka. Misalnya konflik mereka yang pindah
ke agama baru dengan mereka yang memeluk kepercayaan lama dan akhirnya terjadi
perpecahan antara mereka yakni mereka yang memeluk agama baru mengambil
keputusan meninggalkan daerah mereka.
Di
daerahnya yang baru, pendatang ini ternyata bisa menguasai arus perekonomian
suku suku Dayak lainnya. Tibanya mereka di dearah baru ini membuka komunikasi
langsung dengan kota. Ini merupakan kejutan sosial paling dahsyat sejak mereka
keluar dari dearah asalnya. Sektor pertanian adalah sektor utama yang
diandalkan oleh suku ini, tetapi dengan keterbatasan transportasi membuat
pelamparan hasil pertanian mereka sepenuhnya bergantung pada perahu pedagang
dengan tengkulak tengkulak dari kota setempat. Ini membuat penjualan hasil
pertanian mereka hanya cukup memenuhi kebutuhan mereka sehari hari. Kondisi
perekonomian ini merupakan salah satu faktor paling kuat mengakibatkan
kegoncangan kehidupan orang Dayak.
Kebudayaan
dan kesenian mereka pun tidak lolos dari distorsi yang luar biasa. Masuknya
bentuk serta sistem nilai kebudayaan bukan saja menimbulkan goncangan seluruh sektor
kehidupan budaya mereka sendiri. Fenomena dalam masalah ini adalah musnahnya
inti dari mekanisme dari kebudayaan mereka. Akibat dari desentralisasi ini
kesenian menjadi terpisah dari kehidupan sehari hari mereka. Dalam peristiwa
kesenian diantara mereka terlihat pengkotak kotakan antar generasi tua, muda
dan kanak kanak.
Terciptanya
kondisi demikian dalam segala kehidupan suku Dayak yang bermukim di daerah baru
ini tidak terlepas dari peranan pemerintah yang menerima dan menganjurkan
mereka hidup diwilayahnya. Harapan mereka pindah adalah untuk mendapatkan
perhatian pemerintah dengan membangun sarana sarana umum. Memang harapan mereka
terkabul, namun akhirnya segala perhatian itu membuat mereka terjebak masalah
kehidupan yang lebih rumit.
Suku
Dayak ini merupakan suku tipologi. Mereka datang lengkap dengan roh dan materi
kultur tradisi mereka sekaligus. Masalah perbenturan sistem nilai mereka dengan
sistem di kota jelas bukan masalah sederhana. Faktor terjahat menimpali
kegoncangan dalam kehidupan mereka adalah munculnya penguasa hutan (pemilik
HPH) mendadak mengunci hutan untuk daerah peladangan. Ini membuat mereaka
pontang panting mencari alternatif baru untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dalam
masyarakat Dayak, tanggalnya sebuah roda kehidupan yang menggerakkan seluruh
sistem nilai mereka titik awal munculnya khaos. Dari sini jelas pemiskinan yang
meraka alami adalah proses pemiskinan nilai secara kesluruhan di tiap sisi
kehidupan.
Masalah
yang dihadapi suku Dayak ini sebenarnya masalah miniatur yang terjadi di
Indonesia. Dimana masuknya kebudayaan barat membuat tiba tiba kesadaran kita
untuk melihat masalah dalam konteks kemiskinan. Reaksi dari keterkejutan ini
adalah lekas lekas menjual apa yang mungkin laku dari kekayaan bumi kita. Apa
yang terjadi pada Negara kita persis yang terjadi pada suku Dayak itu.
Terciptanya
semua masalah itu, baik yang terjadi secara mikro di desa desa Kalimantan
maupun yang terjadi secara makro di Negara ini membuktikan bahwa masyarakat
kita, baik yang tinggal di desa maupun di kota, baik rang orang yang biasa
maupun orang orang intelektual sebenarnya masih berada dalam kondisi yang
arkhanis, tidak ada superior antara satu dengan yang lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar