Minggu, 16 April 2017

LAPORAN PERLINDUNGAN HUTAN SUMBER API KEBAKARAN


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Kebakaran adalah suatu peristiwa yang terjadi  akibat tidak terkendalinya sumber energi. Siklus ini  berisi rangkaian demi rangkaian panjang peristiwa (event dinamic) yang dimulai dari pra kejadian, kejadian dan siklusnya serta konsekuensi yang mengiringinya. Kejadian tersebut akan tercipta apabila kondisi dan beberapa  syarat pencetusnya  terpenuhi, utamanya pada saat  pra kejadian. Ada poin-poin yang menjadi persyaratan dasar yang apabila gagal dilakukan pengendalian akan memicu peristiwanya, kemudian akan memasuki tahapan tidak terkendali dan sukar dipadamkan. Syarat kondisi tersebut di antaranya adalah terdapat  bahan yang dapat terbakar, misalnya minyak, gas bumi, kertas, kayu bahkan rumput kering dan sebagainya. Bilamana bahan yang dapat terbakar tersebut berada dalam kondisi tertentu dan bertemu pencetusnya maka seketika akan  segera menimbulkan api. Sedangkan pencetus itu sendiri penyebabnya cukup banyak di antaranya energi petir, api terbuka, listrik bahkan hanya sekedar percikan bunga api. Penelitian yang terbaru dan mengejutkankan pemantik kebakaran tersebut juga bisa timbul akibat frekuensi telepon genggam. Kebakaran hutan juga dapat terjadi baik yang disebabkan oleh manusia maupun oleh faktor alam. Penyebab kebakaran dari faktor manusia yaitu penyebab yang paling besar karena adanya kebutuhan akan lahan untuk pemukiman dan perladangan serta adanya unsur kesengajaan dalam membuang puntung rokok. Selain dari ulah manusia faktor dari alam juga merupakan salah satu penyebab kabakaran.
Indonesia meiliki dua musim yang sangat mudah menyebabkan terjadinya kebakaran hutan karena musim kemarau panjang yang menyebabkan banyaknya berkurangnya kadar air pada hutan sehingga terjadi gesekan-gesekan (kayu atau bambu) yang terjadi karena adanya pergerakan yang disebabkan oleh angin menimbulkan percikan api ditambah dengan berkurangnya kadar air yang kurang dari 30% maka terjadilah kebakaran hutan. Berdasarkan penelitian dan pengamatan seorang penulis selama lebih kurang 10 tahun menggeluti kebakaran hutan baik di HTI maupun di hutan alam, dapat dikatakan 99% penyebab kebakaran hutan di Indonesia adalah berasal dari ulah manusia yang belum diketahui motif nya apakah unsure kesengajaan ataukah akibat kelalaian manusia itu sendiri. Selain itu, sumber api yang diduga kuat menyebabkan kebakaran adalah puntung rokok.






1.2  Tujuan praktikum

1.      Pengujian gesekan bambu dan gesekan kayu
Untuk mengetahui sejauh mana gesekan bambu maupun gesekan kayu dapat menimbulkan kebakaran hutan

2.      Pengujian puntung rokok
Untuk mengetahui sejauh mana puntung rokok dapat menimbulkan terjadinya kebakaran hutan.

BAB II
BAHAN DAN METODE
2.1  Bahan dan alat
1.      Pengujian gesekan bambu dan gesekan kayu
a.       Dua batang bambu kering
b.      Dua batang kayu kering
c.       Alat pengukur waktu

2.      Pengujian puntung rokok
a.       4 batang rokok
b.      Serasah daun pinus kering 20 gr
c.       Korek Api
d.      Timbangan analitik
e.       Seng.
f.        Pengukur waktu

2.2  Metode Praktikum
1.      Pengujian gesekan bambu dan gesekan kayu
a.       Menyiapkan alat dan bahan.
b.      Menggesek 2 batang bambu kering dengan 3 kali ulangan (30 detik, 1 Menit, 2 Menit).
c.       Menggesek 2 batang kayu kering dengan 3 kali ulangan (30 detik. 1 Menit, 2 Menit).
d.      Mencatat hasil dari penggesekan dua komponen tersebut.

2.      Pengujian puntung rokok
a.       Nyalakan satu batang rokok lalu jatuhkan di serasah pinus kering 20 gr yang berada di atas seng lalu amati selama 10 menit. Apabila belum sampai 10 menit rokok sudah mati, maka pengamatan di hentikan di menit tersebut dan catat hasilnya.
b.      Nyalakan dua batang rokok lalu jatuhkan di serasah pinus kering 20 gr yang berada di atas seng lalu amati selama 10 menit. Bisa menggunakan sisa rokok di perlakuan pertama. Apabila belum sampai 10 menit rokok sudah mati, maka pengamatan di hentikan di menit tersebut dan catat hasilnya.
c.       Nyalakan dua batang rokok lalu satukan apinya di atas serasah pinus kering 20 gr yang berada di atas seng lalu amati selama 10 menit. Bisa menggunakan sisa rokok di perlakuan pertama dan perlakuan kedua. Apabila belum sampai 10 menit rokok sudah mati, maka pengamatan di hentikan di menit tersebut dan catat hasilnya.




BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1  Hasil pengamatan

 Tabel 1. Hasil Pengamatan Pengujian Gesekan Bambu Dan Gesekan Kayu
Jenis Bahan Bakar
30 detik
1 Menit
2 Menit
Kayu
Hangat
Lebih Hangat
Lebih Panas
Bambu
Hangat
Hangat
Lebih Panas








Tabel 2. Hasil Pengamatan Pengujian puntung rokok 
Perlakuan
Pengamatan
1 Batang Rokok
Rokok mati setelah dinyalakan selama 3 menit 25 detik, serasah pinus tidak terbakar.
2 Batang Rokok
Rokok menyala selama 10 menit, serasah pinus tidak menyala, tetapi menimbulkan asap yang banyak jika di bandingkan dengan perlakuan satu.
2 Batang Rokok
Kedua rokok menyala sampai 10 menit, serasah pinus tidak terbakar, tetapi menimbulkan asap yang banyak.










  

3.2  Pembahasan
Kebakaran hutan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor alam dan faktor manusia. Secara alami, beberapa faktor alam yang menyebabkan kebakaran adalah saling berkaitan antara iklim, tipe vegetasi, dan bahan-bahan sisa vegetasi. Sumber api umumnya berasal dari kejadian alam, seperti petir dan letusan gunung berapi (Darwo 2009). Namun di Indonesia petir selalu di sertai dengan turunnya hujan, sehingga kemungkinan terjadinya kebakaran sangat kecil. Selain kejadian alam, Kebakaran Hutan dapat disebabkan oleh faktor Manusia baik disengaja maupu tidak disengaja (kelalaian).  Praktikum ini menjelaskan tentang penyebab dan sumber dari kebakaran hutan. Pada praktikum ini dilakukan pengujian sejauh mana gesekan kayu maupun gesekan bambu dapat menimbulkan suatu penyalaan. Perlakuan pada gesekan kayu maupun gesekan bambu masing-masing dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu selama 30 detik, 1 menit dan 2 menit. Pada perlakuan gesekan selama 30 detik, gesekan yang terjadi pada kayu maupun bambu tidak menimbulkan kebakaran dan kayu maupun bambu menjadi hangat. Kemudian pada perlakuan gesekan selama 1 menit,  gesekan yang terjadi pada kayu maupun bambu tidak menimbulkan kebakaran juga dan kayu maupun bambu menjadi lebih hangat dan hangat. Selanjutnya, pada perlakuan gesekan selama menit, gesekan yang terjadi pada kayu maupun bambu juga tidak menimbulkan kebakaran dan kayu menjadi panas serta bambu menjadi lebih panas dan lebih panas.
Data tersebut menunjukkan bahwa gesekan kayu maupun bambu tidak menimbulkan penyalaan api yang dapat menyebabkan kebakaran hutan.  Hal ini terjadi karena kekuatan gesekan kayu maupun bambu tidak begitu kuat untuk menimbulkan api karena energi panas yang ditimbulkan akibat gesekan sangat kecil. Menurut Thoha (2008), api dapat menyala jika sudah mencapai flaming. untuk mencapai flaming di butuhkan suhu lebih dari 320o C. Kekuatan gesekan dan energi panas yang dihasilkan akibat gesekan dalam hal ini menjadi salah satu  syarat terjadinya sumber api (penyalaan) dalam kebakaran hutan. Jika dilihat dialam, sangat kecil kemungkinan terjadinya gesekan alami dua kayu atau bambu yang bisa menimbulkan terjadinya kebakaran karena kekuatan gesekan alami dua kayu atau bambu sangat kecil.
Perlakuan puntung rokok yang sengaja dijatuhkan di serasahan pinus kering tidak menimbulkan sumber api (terbakar). Dari 3 perlakuan yang di beri, tidak satupun perlakuan yang dapat membakar serasahan pinus tersebut. Baik itu perlakuan satu batang rokok, dua batang rokok, maupun perlakuan dua batang rokok yang di satukan nyala puntungnya. Puntung rokok ini ternyata tidak mampu menimbulkan kebakaran karena bara yang dihasilkan oleh puntung rokok ini terlalu kecil dan mudah mati karena tiupan angin,sehingga tidak dapat menyebabkan kebakaran. Cerita yang berkembang di masyarakat hari ini mengatakan bahwa puntung rokok dapat menyebabkan kebakaran hutan dan lahan, tetapi dalam hasil praktikum hal ini tidak terbukti. Dugaan sementara tentang cerita ini berkembang di masyarakat di duga bukan puntung rokok yang menyebabkan kebakaran hutan, tetapi korek yang menyalakan rokok lah  yang menjadi pemicu kebakaran hutan dan lahan.


BAB IV
KESIMPULAN

Kebakaran  hutan dapat disebabkan oleh faktor alami dan manusia. Faktor alami dapat berupa sambaran petir, gunung meletus dan gesekan antar pohon. Sedangkan faktor yang disebabkan oleh manusia adalah faktor kesengajaan dan faktor kelalaian, baik itu berupa menjatuhkan puntung rokok maupun pembuatan api unggun. Faktor alami seperti gesekan antar pohon dan faktor ulah manusia seperti membuang puntung rokok sembarangan dalam praktikum ini ternyata tidak dapat menyebabkan kebakaran hutan. Karena hasil gesekan antar pohon maupun puntung rokok yang di buang sembarangan tersebut tidak cukup kuat untuk membakar hutan.



DAFTAR PUSTAKA
Darwo.2009. Perilaku Api dan Sebab Akibat Kebakaran Hutan. http://www.p3hka.org/pdf/394_karo.pdf. [22 Maret 2016].
Thoha A S.2008. Penggunaan data Hotspot Untuk Monitoring Kebakaaran Hutan dan Lahan di Indonesia. http://www.repository.usu.ac.id [22 Maret 2016].









0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification
Downloaded from Free Templates