1.1
Latar Belakang
a. Faktor-faktor
Pembentukan Tanah
Tanah
merupakan benda alam yang tersusun dari padatan (mineral dan bahan organik),
cairan dan gas yang menempati permukaan daratan dan ruang oleh adanya horizon
atau lapisan yang dapat dibedakan dari bahan asalnya sehingga tanah menyediakan
unsur-unsur hara sebagai makanan tanaman untuk pertumbuhannya. Tanah yang
terbentuk dari bahan-bahan berupa bahan mineral dan organik, air serta udara
tersusun didalam ruangan yang membentuk tubuh tanah. Akibat berlangsungnya
proses pembentukan tanah, maka terjadilah perbedaan morfologi, kimia, fisis dan
biologi dari tanah yang berbeda-beda pula (Hakim, dkk, 1986).
Proses
pembentukan tanah pada tiap wilayah berbeda-beda walaupun memiliki bahan induk
yang sama. Hal ini tidak terlepas dari faktor pembentuk lain seperti : iklim,
topografi, organisme dan waktu. Hasil proses yang berbeda ini akan menimbulkan
keragaman ciri atau sifat tanah (Foth, 1995). Faktor-faktor yang berinteraksi
dalam pembentukan tanah adalah bahan induk, relief (topografi), iklim,
organsime, dan waktu. Kelima faktor ini sangat berpengaruh satu sama lain
walaupun beberapa tempat sering dijumpai hanya satu faktor saja yang jelas pengaruhnya
(Hardjowigeno, 1986).
b.
Tekstur, warna,
dan konsistensi tanah
Didunia pertanian, tanah mempunyai peranan yang penting,
tanah sangat dibutuhkan tanaman. Dengan bertambah majunya peradaban
manusia yang sejalan dengan perkembangan pertanian dan disertai perkembangan
penduduk yang begitu pesat, memaksa manusia mulai menghadapi masalah-masalah
tentang tanah, terutama untuk pertanian sebagai mata pencaharian pokok pada
waktu itu. Mengetahui masalah tersebut maka diperlukan pembelajaran lebih dalam
mengenai tanah, yaitu mempelajari tekstur, warna dan konsitensi tanah.
Tekstur tanah adalah pembagian ukuran butir tanah. Butir-butir
yang paling kecil adalah butir liat, diikuti oleh butir debu, pasir, dan kerikil. Selain itu, ada juga tanah yang terdiri
dari batu-batu. Tekstur tanah dikatakan baik apabila komposisi antara pasir,
debu dan liatnya hampir seimbang. Tanah seperti ini disebut tanah lempung.
Semakin halus butir-butir tanah (semakin banyak butir liatnya), maka semakin
kuat tanah tersebut memegang air dan unsur hara. Tanah yang kandungan liatnya
terlalu tinggi akan sulit diolah, apalagi bila tanah tersebut basah maka akan menjadi
lengket. Tanah jenis ini akan sulit melewatkan air sehingga bila tanahnya datar
akan cenderung tergenang dan pada tanah berlereng erosinya akan tinggi. Tanah
dengan butir-butir yang terlalu kasar (pasir) tidak dapat menahan air dan unsur
hara. Dengan demikian tanaman yang tumbuh pada tanah jenis ini mudah mengalami
kekeringan dan kekurangan hara.
Warna merupakan salah satu sifat fisik tanah yang lebih
banyak digunakan untuk pendeskripsian karakter tanah, karena tidak mempunyai
efek langsung terhadap tetanaman tetapi secara tidak langsung berpengaruh lewat
dampaknya terhadap temperatur dan kelembapan tanah. Warna tanah dapat meliputi
putih, merah, coklat, kelabu, kuning dan hitam, kadangkala dapat pula kebiruan
atau kehijauan. Kebanyakan tanah mempunyai warna yang tidak murni, tetapi
campuran kelabu, coklat dan bercak, kerapkali 2-3 warna terjadi dalam bentuk
spot-spot, disebut karatan(Tan 1995).
Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya
kohesi butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda
lain. Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan
ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang
menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi
(tarik menarik antara partikel dan air) dengan berbagai kelembaban tanah.
Konsistensi tanah adalah suatu sifat tanah yang menunjukkan derajat kohesi dan
adhesi diantara partikel – parkikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap
perubahan bentuk yang disebabkan oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang
mempengarui bentuk tanah (Kohnke 1968).
Pengambilan sampel
tanah dapat dilakukan dengan 2 teknik dasar yaitu pengambilan contoh tanah
secara utuh/tak terusik dan pengambilan contoh tanah tak utuh atau terusik (Agus
et.al,2008). Contoh tanah tak terusik diperlukan untuk analisis penetapan berat
jenis atau berat volum,agihan ukuran pori dan permeabilitas (Agus et,al,2008).
Contoh tanah terusik diperlukan untuk penetapan kadar lengas, tekstur, tetapan
Atterberg, kenaikan kapiler, sudut singgung, kadar lengas kritik, indeks
patahan, konduktifitas hidroulik tak jenuh, luas permukaan, erodibilitas tanah
menggunakan hujan tiruan (Agus et.al,2008). Selain itu pada contoh tanah
terusik juga dapat diamati warna tanah.
c.
Pengamatan sifat-sifat morfologi tanah latosol dan pedsolik
Sifat morfologi
tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang.
Sebagian dari sifat-sifat morfologi tanah merupakan sifat-sifat fisik dari
tanah tersebut. Sifat fisik dan morfologi tanah tersebut meliputi batas-batas
horison, warna tanah, tekstur dan struktur tanah, konsistensi, drainase tanah,
kerapatan lindak (bulk density), pori-pori tanah, potensi mengembang dan
mengerut (nilai COLE), kematangan tanah (nilai-N), dan sifat-sifat lain seperti
keadaan batuan, padas (Pan), kedalaman efektif dan lereng.
Penyebaran
jenis-jenis tanah di Indonesia yang termasuk subur adalah adalah tanah-tanah
Inceptisol, Entisol, Vertsol, Alfisol. Tanah-tanah ini sebagian besar sudah
diusahakan manusia. Walaupun termasuk tanah yang cukup subur, tetapi untuk
peningkatan produksi masih diperlukan saha-usaha intensifikasi antara lain
dengan pemupukan dan pemeliharaan tanah dan tanaman yang sebaik-baiknya. Tanah-tanah
yang belum diusahakan di Indonesia umumnya tinggal tanah-tanah yang kurang baik
yang disebut tanah marginal. Walaupun demikian dengan kemajuan-kemajuan
tekologi, tanah-tanah ini pun di masa mendatang akan dapat diusahakan dengan
baik. Tanah- tanah marginal ini sekarang merupakan sasaran pemerintah untuk
melakukan perluasan areal pertanian (ekstensifikasi). Melalui kegiatan
pengamatan morfologi tanah, akan dilakukan pendeskripsian informasi dari dalam
profil dan kondisi lingkungan sekitarnya. Dari situ akan diketahui kemampuan
atau kesesuaian tanah dari masing-masing jenis tanah untuk penggunaan-pengunaan
tanah tertentu.
d.
Pengenalan pupuk
Penggunaan pupuk di
dunia terus meningkat sesuai dengan pertambahan luas areal pertanian,
pertambahan penduduk, kenaikan tingkat intensifikasi serta makin beragamnya
penggunaan pupuk sebagai usaha peningkatan hasil pertanian. Para ahli
lingkungan hidup khawatir dengan pemakaian pupuk mineral yang berasal dari
pabrik ini akan menambah tingkat polusi tanah yang akhirnya berpengaruh juga
terhadap kesehatan manusia.
Pupuk merupakan salah satu faktor produksi utama selain lahan, tenaga kerja
dan modal. Pemumupukan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan hasil
pertanian. Anjuran pemupukan terus ditingkatkan melalui program pemupukan
berimbang, namun sejak sekitar tahun 1986 terjadi gejala pelandaian
produktivitas ( leveling off ), suatu petunjuk terjadi penurunan efesiensi
pemupukan karena berbagai faktor tanah dan lingkungan yang harus dicermati.
Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk satu jenis tanaman akan berbeda
untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap jenis
tanah, memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda. Beberapa
hal penting yang perlu dicermati untuk mendapatkan efesiensi dalam pemupukan
antara lain : jenis pupuk yang digunakan, sifat dari pupuk tersebut, waktu
pemupukan dan syarat pemberian pupuk serta cara atau metode pemupukan. Dengan
tingginya hasil tanaman yang dipanen, berarti jumlah unsure hara yang diambil
oleh tanaman dari dalam tanah akan banyak pula karena pengambilan unsur hara
dari dalam tanah berlangsung secara pararel terhadap pembentukan bahan kering
atau produksi tanaman. Sehingga untuk tahun-tahun pertanaman berikutnya unsure
hara yang berada didalam tanah lambat laun akan terus berkurang.
e.
Pengenalan data sifat kimia dan fisika
tanah
Tanah seperti kita telah ketahui
tesusun dari bahan anorganik (mineral) dan bahan organik. Selain kedua bahan
tersebut di dalam massa tanah terdapat dua bahan lainya yaitu air dan udara.
Dengan demikian dapat pla kita katakana bahwa tanah terdiri dari 3 fase yaitu
fase padat, cair dan gas. Fase padat yaitu bahan mineral dan bahan organik
menempati 50% volume tanah, sedangkan sisanya yang berupa rang pori-pori tanah
ditempati oleh fase cair dan gas yang perbandinganya selalu beubah- ubah
tergantung pada musim dan cara pengelolaan tanah. Adapn perandingan bahan
mineral dan bahan organik juga bervariasi. Pada tanah mineral jumlah bahan
mineral lebih besar daripada bahan organik, tetapi pada tanah organik terjadadi
sebaliknya.
Sifat-sifat fisika tanah adalah
sifat-sifat tanah yang ditentukan oleh bahan penyusunya. Sifat-sifat fiska
tanah ini sangat penting untuk anada ketahui, karena memiliki pengarh yang
besar terhadap pertumbuhan dan prodksi tanaman yang tumbuh di ats tanah
tersebut. Sifat-sifat fisika tanah mempengaruhi ketersediaan air di daam tanah,
menentukan penetrasi (penembusan) akar di dalam tanah, sifat drainase dan
aerasi tanah, serta ketersediaan nsur-nsur hara tanaman. Sifat-sifat fisika tanah
juga mempengaruhi sifat-sifat kimia dan biologi tanah.
Selain sifat fisika tanah juga
memiliki sifat kimia diman didalamnya terdapat kapasitas tukar kation (KTK)
merupakan sifat kimia yang sangat erat hubungannya dengan kesuburan tanah.
Tanah-tanah dengan kandungan bahan organik atau kadar liat tinggi mempunyai KTK
lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan kandungan bahan organik rendah atau
tanah-tanah berpasir (Hardjowogeno 2003). Nilai KTK tanah sangat beragam dan
tergantung pada sifat dan ciri tanah itu sendiri. Besar kecilnya KTK tanah
dipengaruhi oleh : reaksi tanah, tekstur atau jumlah liat, jenis mineral liat,
bahan organik dan, pengapuran serta pemupukan. Soepardi (1983) mengemukakan
kapasitas tukar kation tanah sangat beragam, karena jumlah humus dan liat serta
macam liat yang dijumpai dalam tanah berbeda-beda pula.
f.
Pengenalan eveluasi kesuburan tanah, menghitung
kebutuhan pupuk dan kapur
Tanaman memerlukan makanan yang sering disebut
hara tanaman (plantnutrient) untuk memenuhi siklus hudupnya. Apabila suatu
tanaman kekurangansuatu unsur hara, maka akan menampakkan gejala pada suatu
organ tertentu yangspesifik yang biasa disebut gejala kekahatan. Unsur hara
yang diperlukan tanamantidak
seluruhnya dapat dipenuhi
dari dalam tanah.
Oleh karena itu
perlupenambahan dari luar
biasanya dalam bentuk pupuk.
Pupuk adalah bahan yangdiberikan kedalam tanah atau tanaman untuk memenuhi
kebutuhan unsur harabagi tanaman dan dapat berfungsi untuk memperbaiki sifat
fisika, kimia danbiologi tanah.Kesuburan tanah ditentukan oleh keadaan fisika,
kimia dan biologi tanah.Keadaan fisika tanah meliputi kedalaman efektif,
tekstur, struktur, kelembabandan tata udara tanah. Keadaan kimia tanah meliputi
reaksi tanah (pH tanah), KTK,kejenuhan basa, bahan organik, banyaknya unsur
hara, cadangan unsur hara danketersediaan terhadap pertumbuhan tanaman.
Sedangkan biologi tanah antara lainmeliputi aktivitas mikrobia perombak bahan
organik dalam proses humifikasi danpengikatan nitrogen udara. Evaluasi
kesuburan tanah dapat dilakukan melaluibeberapa cara, yaitu melalui pengamatan
gejala defisiensi pada tanaman secaravisual,
analisa tanaman dan
analisa tanah. Analisa
tanaman meliputi analisa1
serapan hara makro primer (N, P dan
K) dan uji vegetatif tanaman dengan melihatpertumbuhan tanaman. Sedangkan
analisa tanah meliputi analisa ketersediaan haramakro primer (N, P dan K) dalam
tanah. Pembuatan makalah ini
dimaksudkanuntuk membahas beberapa
hal terkait dengan
kesuburan tanah, sehinggapemakalah mampu memahami
dan menjelaskan dasar-dasar kesuburan tanah,indikator kesuburan tanah, evaluasi
kebutuhan pupuk dan perbaikan kesuburantanah.
g.
Pengenalan peta geologi, peta topografi dan peta
satauan lahan
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa batuan di bumi
terdiri dari batuan yang terbentuk di dalam permukaan bumi (Plutonik) dan
batuan yang terbentuk di permukaan bumi (Vulkanik). Selain itu terdiri dari
berbagai macam jenis yang mana memiliki ciri tersendiri dalam mengidentifikasikannya.
Beberapa jenis di antaranya yaitu Batuan beku, batuan sedimen, dan batuan
metamorf. Ketiganya memiliki struktur permukaan yang berbeda-beda utamanya
dalam gambaran pada peta geologi. Perbedaan ini di tandai dengan pemberian
warna yang berbeda-beda dan memiliki ciri warna yang telah di sepakati dan
sudah di tetapkan. Dalam menggambarkan bentuk sebaran batuan salah satu jenis
batuan yang membutuhkan pengukuran yang teliti dan di perlukan kedisiplinan
dalam melakukannya adalah dalam mengukur strike dan dip dari suatu batuan.
Hasil dari pengukuran akan menjadi data dan di tuangkan dalam bentuk symbol
strike dan dip. Pemberian symbol ini di maksudkan agar menjadi pelengkap dalam
menentukan struktur batuan yang ada baik yang ada di permukaan maupun yang ada
di dalam permukaan.
Peta topografi adalah
jenis peta yang ditandai dengan skala besar dan detail, biasanya menggunakan garis kontur
dalam pemetaan modern. Sebuah peta topografi biasanya terdiri dari dua atau
lebih peta yang tergabung untuk membentuk keseluruhan peta. Sebuah garis kontur
merupakan kombinasi dari dua segmen garis yang berhubungan namun tidak
berpotongan, ini merupakan titik elevasi pada peta topografi.
Satuan lahan
adalah bagian dari lahan yang mempunyai
karakteristik yang spesifik. Sembarang bagian dari lahan yang menggambarkan
karakteristik lahan yang jelas dan nyata, tidak peduli bagaimana caranya dalam
membuat batas-batasnya, dapat dipandang sebagai satuan lahan untuk evaluasi
lahan. Namun demikian evaluasi lahan akan lebih mudah dilakukan apabila satuan
lahan didefinisikan atas kriteria0kriteria
karakteristik lahan yang digunakan dalam evaluasi lahan. (FAO 1990).
h.
Pengenalan peta tanah, peta kemampuan
lahan, peta kesesuaian lahan
Dalam menganalisis
kegunaan tanah untuk dimanfaatkan maka perlu untuk menegenal karakteristik dari
tanah tersebut. Hal ini dapat dilakukan melalui peta, diantaranya ada peta
tanah, peta kemampuan lahan, dan peta kesesuaian lahan. Peta tanah adalah sebuah peta yang
menggambarkan variasi dan persebaran berbagai jenis tanah atau
sifat-sifat tanah (seperti pH, tekstur, kadar organik, kedalaman, dan
sebagainya) di suatu area. Peta tanah merupakan hasil dari survey tanah dan
digunakan untuk evaluasi sumber daya lahan, pemetaan ruang, perluasan lahan
pertanian, konservasi, dan sebagainya. Satuan peta
tanah disebut satuan peta tanah (SPT). Dalam peta tanah, terdapat data
primer yang merupakan hasil dari pengukuran langsung di lapangan dan data
sekunder merupakan hasil dari perhitungan dan/atau perkiraan berdasarkan data
yang didapatkan di lapangan. Contoh data sekunder yaitu kapasitas produksi
tanah, laju degradasi, dan sebagainya.
Peta kemampuan
lahan adalah peta yang menyajikan hasil evaluasi kemapuan lahan pada suatu
wilayah. Klasifikasi kemampuan lahan merupakan penilaian kemampuan lahan untuk
penggunaan pertanian secara umum tanpa
menimbulkan kerusakan dalam jangka panjang, sementara peta kesesuain lahan
adalah peta yang menggambarkan tingkat kecocokan dari sebidang lahan untuk
penggunaan tertentu. Kelas kesesuaian lahan suatu wilayah dapat berbeda
tergantung tipe penggunaan lahan yang diinginkan. Evaluasi kesesuaian lahan
dengan cara membandingkan kecocokan antara kualitas dan karakteristik lahan
sebagai parameter dengan kriteria kelas kelsesuaian lahan yang disusun
berdasarkan persyaratan tumbuh tanaman atau penggunaan lahan yang dievaluasi.
1.2
Tujuan
a.
Faktor-faktor pembentukan tanah
-
Mengenal faktor-faktor pembentuk tanah
-
Mengenal ciri-ciri tanah dari faktor
pembentukan tanah
-
Menduga tingkat kesuburan tanah yang
terbentuk dari bahan induk
b.
Tekstur, warna, dan konsistensi tanah
-
Mengetahui perbedaan tekstur, warna dan
konsistensi tanah
-
Menetapkan tekstur tanah dengan metode
perasaan
-
Mengidentifikasi warna tanah dalam kondisi
kering dan lembab
-
Menetapkan konsistensi tanah dalam kondisi
basah (kelekatan dan plastis tanah)
c.
Pengamatan sifat-sifat morfologi tanah Latosol dan Pedsolik
-
Mengamati sifat-sifat morfologi tanah
melalui profil tanah
-
Mengetahui jenis-jenis Latosol dan
Pedsolik beserta sifat umumnya
d.
Pengenalan pupuk
-
Mengetahui jenis-jenis pupuk
-
Mengetahui zat yang terkandung didalam
pupuk
-
Mengetahui kegunaan pupuk
e.
Pengenalan data sifat kimia tanah dan
sifat fisika tanah
-
Mengetahui sifat kimia dan fisika yang
terkandung didalam tanah
-
Menginterpretasi data sifat fisika tanah hasil
analisis laboratorium fisika tanah Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan
IPB
-
Mengenalkan data sifat kimia tanah hasil
analisis laboratorium
f.
Pengenalan evaluasi kesuburan tanah,
menghitung kebutuhan pupuk dan kapur
-
Dapat menentukan status unsur hara di
dalam tanah
-
Dapat menghitung kebutuhan pupuk dan
kebutuhan kapur
g.
Pengenalan peta geologi, peta topografi,
dan peta satuan lahan
-
Mengenalkan informasi yang disajikan di
dalam peta geologi, peta topografi, dan peta satuan lahan
-
Dapat membaca peta geologi, peta topografi, dan peta satuan
lahan
-
Dapat menentukan posisi di dalam peta
h.
Pengenalan peta tanah, peta kemampuan
lahan, peta kesesuaian lahan
-
Mengenalkan informasi yang disajikan di
dalam peta tanah, peta kemampuan lahan, peta kesesuaian lahan
-
Dapat membaca peta tanah, peta kemampuan lahan, peta kesesuaian
lahan
-
Dapat menentukan posisi di dalam peta
tanah, peta kemampuan lahan, peta kesesuaian lahan
BAB II
METODELOGI
2.1
Alat, Bahan, dan
Prosedur
a.
Faktor-faktor
Pembentukan Tanah
Presedur
-
Menceritakan
keadaan tanah masing-masing dari anggota kelompok dan menganalisis sesuai
dengan tugas yang telah diberikan
b. Tekstutur,
Warna, dan Konsistensi Tanah
Alat
-
Piring plastik, ember, dan gayung
Bahan
-
Tanah latosol Dramaga, tanah podsolik Jasinga, tanah andosol
Sukamantri, tanah regosol Ciomas, dan air
Prosedur
-
Praktikan menganalisis tanah yan g telah tersedia (empat
ember tanah dengan jenis yang berbeda) dalam menganalisis dan memperhatikan
tekstur, warna, dan konsistensinya. Dalam
menentukan tekstur, warna dan konsistensi terlebih dahulu praktikan
menjadikan tanah dalam bentuk pasta Menentukan tekstur dengan memirit tanah dengan memperhatikan
kehalusan,kelicinan, kekasaran, dan daya tahan dari semua tanah. Selanjutnya tanah tersebut akan dilihat konsistensinya
mulai dari konsistensi keringnya, konsistensi lembab , dan konsistensi basahnya
dari kelekatan tanah tersebut. Kemudian praktikan
mencocokan warna tanah baik dalam keadaan lembab ataupun kering dengan
menggunakan Buku Munsell Soil Color Chart.
c. Morfologi Tanah Latosol dan Pedsolik
Alat
-
Bor belgi, cangkul, skop, ember, air, meteran, pisau lapang,
soil munsell color chart, pH meter, abney level, GPS
Prosedur
-
Cara pembuatan profil tanah : ukuran lubang profil tanah umumnya sekitar 1,5
m x 1 m dengan kedalaman 1,5 m sampai 2 m. Jika sebelum mencapai kedalaman 1,5
meter telah ditemukan bahan induk, maka penggalian profil dihentikan. Penempang
profil yang akan diamati sebaiknya menghadap datangnya sinar matahari agar
pengamatan profil tanah menjadi terang. Cara
penarikan batas horison : perhatikan warna pada penampang tanah, tempat
terjadi perubahan warna ditarik sebagai batas hirison. Pada umumnya profil
tanah mem[unyai horison tipis pada bagian atas yang berwarna gelap. Pada bagian
yang tidak dapat dibedakan warna, tusuk-tusuk dengan pisau lapang sambil
meremas bekas tusukan tanah. Dengan tusukan tersebut dapat dibedakan lapisan
yang gembur, agak keras,dll. Jika cara itu
tidak bisa membedakan maka penarikan batas horison dapat didasarkan pada
perbedaan struktur, tekstur, dan konsistensi. Cara pengamatan sifat morfologi tanah : dilakukan lebih detail
daripada hanya sekedar pengamatan profil tanah untuk mengetahui pelapisan
tanah. Hasilnya dicatat dalam kartu deskripsi, yang diamati dalam
pendeskripsian itu adalah lapisan horison, ketebalan horison, topografi batas
horison, sifat dan ciri tanah pada setiap horison, sifat yang diamati meliputi
warna, tekstur, struktur, konsistensi, karatan, bahan kasar, perakaran , dan
kedalaman efektif tanah.
d. Pengeanalan pupuk
Alat
-
Alat tulis
Bahan
-
Berbagai macam pupuk dengan bentuk kristal, serbuk , granula,
dan cair
Prosedur
-
Mengamati satu per satu dari 25 jenis pupuk. Mengklasifikasikan setiap jenis
pupuk tersebut berdasarkan nama pupuk, rumus kimia, bentuk, warna, unsur utama,
dan unsur ikutan. Menggolongkan
masing-masing jenis pupuk berdasarkan kandungannya, termasuk tunggal atau
majemuk.
e.
Pengenalan
data Sifat Kimia dan Fisika Tanah
Bahan
-
Data
sifat fisika tanah hasil analisis laboratorium fisika tanah Departemen Ilmu
Tanah Faperta IPB
-
Data
sifat kimia tanah hasil analisis laboratorium fisika tanah Departemen Ilmu
Tanah Faperta IPB
Prosedur
-
Menghitung dan mencocokkan ulang data sifat fisika dan kimia
tanah hasil analisis laborarium fisika Departemen Ilmu Tanah Faperta
IPB
f.
Evaluasi Status Unsur Hara Tanah, Menghitung Kebutuhan Pupuk
Dan Kapur
Prosedur
-
Menghitung status unsur hara latosol dan pedsolik data sifat
kimia tanah yang digunakan dalam praktikum pengenalan sifat kimia tanah.
g. Pengenalan Peta Topografi, Peta Geologi, dan Peta
Satuan Lahan
Bahan
-
Peta geologi lembar Bogor skala 1 : 100.000, peta topografi
skala 1 : 25.000, peta land sistem skala 1 : 250.000
Prosedur
-
Menyediakan ketas jilid bening ukuran 20 cm x 20 cm dan
dijiplak di peta topografi dengan
menetukan koordinatnya lalu mencocokkan dengan peta geologi dan peta satuan
lahan dengan koordinat yang diketahui dari peta topografi.
h. Pengenalan Peta Tanah, Peta Kemampuan Lahan, dan
Peta Kesesuaian Lahan
Bahan
-
Peta tanah skala 1 : 50.000 dan skala 1 : 250.000, peta
kemampuan lahan skal 1 : 100.000, dan peta kesesuaian lahan skal 1 : 50.000
Prosdeur
-
Menentukan lokasi lahan dengan koordinat peta dan mencatat
informasi yang terkandung didalam peta tanah, peta kemempuan lahan, dan peta
kesesuaian lahan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Mempelajari mata kuliah pengantar
ilmu tanah sangat berguna sekali dalam menunjang ilmu yang berkaitan dengan
pertanian dalam arti luas khususnya di bidang pertanian dan kehutanan. Dalam
bidang kehutanan khususnya mempelajari ilmu tanah sangat membantu dalam
memperbaiki hutan untuk kedepannya. Mengetahaui unsur-unsur pembentuk tanah yang terdiri dari 5 faktor yaitu, bahan
induk, iklim, topografi, organisme, dan waktu dapat membantu dalam penentuan
tingkat kesuburan tanah di suatu lahan yang akan dijadikan lahan penanaman
hutan baru. Mengetahui tekstur, warna, dan konsistensi tanah dapat berguna
untuk melihat kecocokan jenis-jenis
tanah dalam penanaman kembali hutan baru. mengetahui sifat-sifat
morfologi tanah latosol dan pedsolik
berguna untuk melihat profil tanah dan mengetahui sifat-sifat tanah yang akan digunakan untuk penanaman hutan
baru. Mengetahui Pengenalan pupuk sangat berguna sekali dalam penanaman hutan
terutama dengan mengetahui jenis-jenis pupuk dan kegunaannya serta cara
pemakaiannya dapat membantu dalam laju pertumbuhan pohon-pohon yang bermasalah
secara cepat dan tepat sasaran. Mengetahui Pengenalan data sifat kimia dan
fisika tanah juga sangat berguna dalam pengenalan sifat-sifat tanah, khususnya
untuk pemupukan dan aerasi tanah, dengan mengetahui sifa kimia tanah sangat membantu dalam pengkajian kebutuhan
pupuk, dengan menegetahu sifat fisika tanah dapat membantu dalam penghitungan
laju aerasi tanah. Mengetahui Pengenalan evaluasi kesuburan tanah, menghitung
kebutuhan pupuk dan kapur sangat membantu
dalam menghitung jumlah kebutuhan pupuk dan kapur dan dapat mengetahui
unsur hara di dalam tanah, sehingga mempermudah dalam proses pemupukan dan
pengapuran. Mengetahui Pengenalan peta geologi, peta topografi, dan peta satuan
lahan dapat membantu dalam membaca dan mengetahui
informasi yang ada di peta tersebut
sehingga dapat memudahkan dalam mengidentifikasi tanah, begitu juga dalam
mengetahui Pengenalan peta tanah, peta kemampuan lahan, peta kesesuaian lahan
itu juga sangat penting dan dapat membantu dalam penentuan posisi tanah,
kesesuaian tanah dengan tanaman apa yang ingin kita tanam dan mengetahui kemampuan tanah tersebut
dengan tanaman yang kita tanam. Segala yang dipraktikumkan dalam mata kuliah
Pengantar Ilmu Tanah sangat bermanfaat khususnya bagi praktikan dalam menunjang
ilmu yang berkaitan dengan itu.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Cahyono, Dewi Wulan Sari, Daryono
Prehaten.2008.Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah.Laboratorium Tanah Hutan. Yogyakarta(ID):
Jurusan Budidaya Hutan Fakultas Kehutanan UGM.
Foth.1998.
Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta (ID):
Gadjah Mada University Press.
Hakim
N, Nyakpa M, Y.Nugroho S, G.B.Barley H.H. 1986. Dasar dasar Ilmu Tanah. Lampung (ID): Universitas Lampung.
Hardjowinego S.1992.
Ilmu Tanah. Jakarta (ID): PT.
Mediyataina Sarana Perkasa.
Kohnke,H. 1968. Soil Physic. New York (US): Mc Graw
Hill Book Company.
Soepardi, G. 1983.
Sifat dan Ciri Tanah. Bogor (ID):
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Tan, K. H. 1991. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Yogyakarta
(ID): UGM Press. Terjemahan: D. H. Goenadi.
0 komentar:
Posting Komentar