Minggu, 16 April 2017

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGANTAR ILMU TANAH


1.1              Latar Belakang

a.    Faktor-faktor Pembentukan Tanah
Tanah merupakan benda alam yang tersusun dari padatan (mineral dan bahan organik), cairan dan gas yang menempati permukaan daratan dan ruang oleh adanya horizon atau lapisan yang dapat dibedakan dari bahan asalnya sehingga tanah menyediakan unsur-unsur hara sebagai makanan tanaman untuk pertumbuhannya. Tanah yang terbentuk dari bahan-bahan berupa bahan mineral dan organik, air serta udara tersusun didalam ruangan yang membentuk tubuh tanah. Akibat berlangsungnya proses pembentukan tanah, maka terjadilah perbedaan morfologi, kimia, fisis dan biologi dari tanah yang berbeda-beda pula (Hakim, dkk, 1986).
Proses pembentukan tanah pada tiap wilayah berbeda-beda walaupun memiliki bahan induk yang sama. Hal ini tidak terlepas dari faktor pembentuk lain seperti : iklim, topografi, organisme dan waktu. Hasil proses yang berbeda ini akan menimbulkan keragaman ciri atau sifat tanah (Foth, 1995). Faktor-faktor yang berinteraksi dalam pembentukan tanah adalah bahan induk, relief (topografi), iklim, organsime, dan waktu. Kelima faktor ini sangat berpengaruh satu sama lain walaupun beberapa tempat sering dijumpai hanya satu faktor saja yang jelas pengaruhnya (Hardjowigeno, 1986).

b.        Tekstur, warna, dan konsistensi tanah
Didunia pertanian, tanah mempunyai peranan yang penting, tanah  sangat dibutuhkan tanaman. Dengan bertambah majunya peradaban manusia yang sejalan dengan perkembangan pertanian dan disertai perkembangan penduduk yang begitu pesat, memaksa manusia mulai menghadapi masalah-masalah tentang tanah, terutama untuk pertanian sebagai mata pencaharian pokok pada waktu itu. Mengetahui masalah tersebut maka diperlukan pembelajaran lebih dalam mengenai tanah, yaitu mempelajari tekstur, warna dan konsitensi tanah.
Tekstur tanah adalah pembagian ukuran butir tanah. Butir-butir yang paling kecil adalah butir liat, diikuti oleh butir debu, pasir, dan kerikil. Selain itu, ada juga tanah yang terdiri dari batu-batu. Tekstur tanah dikatakan baik apabila komposisi antara pasir, debu dan liatnya hampir seimbang. Tanah seperti ini disebut tanah lempung. Semakin halus butir-butir tanah (semakin banyak butir liatnya), maka semakin kuat tanah tersebut memegang air dan unsur hara. Tanah yang kandungan liatnya terlalu tinggi akan sulit diolah, apalagi bila tanah tersebut basah maka akan menjadi lengket. Tanah jenis ini akan sulit melewatkan air sehingga bila tanahnya datar akan cenderung tergenang dan pada tanah berlereng erosinya akan tinggi. Tanah dengan butir-butir yang terlalu kasar (pasir) tidak dapat menahan air dan unsur hara. Dengan demikian tanaman yang tumbuh pada tanah jenis ini mudah mengalami kekeringan dan kekurangan hara.
Warna merupakan salah satu sifat fisik tanah yang lebih banyak digunakan untuk pendeskripsian karakter tanah, karena tidak mempunyai efek langsung terhadap tetanaman tetapi secara tidak langsung berpengaruh lewat dampaknya terhadap temperatur dan kelembapan tanah. Warna tanah dapat meliputi putih, merah, coklat, kelabu, kuning dan hitam, kadangkala dapat pula kebiruan atau kehijauan. Kebanyakan tanah mempunyai warna yang tidak murni, tetapi campuran kelabu, coklat dan bercak, kerapkali 2-3 warna terjadi dalam bentuk spot-spot, disebut karatan(Tan 1995).
Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi (tarik menarik antara partikel dan air) dengan berbagai kelembaban tanah. Konsistensi tanah adalah suatu sifat tanah yang menunjukkan derajat kohesi dan adhesi diantara partikel – parkikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk yang disebabkan oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengarui bentuk tanah (Kohnke 1968). 
Pengambilan sampel tanah dapat dilakukan dengan 2 teknik dasar yaitu pengambilan contoh tanah secara utuh/tak terusik dan pengambilan contoh tanah tak utuh atau terusik (Agus et.al,2008). Contoh tanah tak terusik diperlukan untuk analisis penetapan berat jenis atau berat volum,agihan ukuran pori dan permeabilitas (Agus et,al,2008). Contoh tanah terusik diperlukan untuk penetapan kadar lengas, tekstur, tetapan Atterberg, kenaikan kapiler, sudut singgung, kadar lengas kritik, indeks patahan, konduktifitas hidroulik tak jenuh, luas permukaan, erodibilitas tanah menggunakan hujan tiruan (Agus et.al,2008). Selain itu pada contoh tanah terusik juga dapat diamati warna tanah.

c.         Pengamatan sifat-sifat morfologi  tanah latosol dan pedsolik
Sifat morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang. Sebagian dari sifat-sifat morfologi tanah merupakan sifat-sifat fisik dari tanah tersebut. Sifat fisik dan morfologi tanah tersebut meliputi batas-batas horison, warna tanah, tekstur dan struktur tanah, konsistensi, drainase tanah, kerapatan lindak (bulk density), pori-pori tanah, potensi mengembang dan mengerut (nilai COLE), kematangan tanah (nilai-N), dan sifat-sifat lain seperti keadaan batuan, padas (Pan), kedalaman efektif dan lereng.
Penyebaran jenis-jenis tanah di Indonesia yang termasuk subur adalah adalah tanah-tanah Inceptisol, Entisol, Vertsol, Alfisol. Tanah-tanah ini sebagian besar sudah diusahakan manusia. Walaupun termasuk tanah yang cukup subur, tetapi untuk peningkatan produksi masih diperlukan saha-usaha intensifikasi antara lain dengan pemupukan dan pemeliharaan tanah dan tanaman yang sebaik-baiknya. Tanah-tanah yang belum diusahakan di Indonesia umumnya tinggal tanah-tanah yang kurang baik yang disebut tanah marginal. Walaupun demikian dengan kemajuan-kemajuan tekologi, tanah-tanah ini pun di masa mendatang akan dapat diusahakan dengan baik. Tanah- tanah marginal ini sekarang merupakan sasaran pemerintah untuk melakukan perluasan areal pertanian (ekstensifikasi). Melalui kegiatan pengamatan morfologi tanah, akan dilakukan pendeskripsian informasi dari dalam profil dan kondisi lingkungan sekitarnya. Dari situ akan diketahui kemampuan atau kesesuaian tanah dari masing-masing jenis tanah untuk penggunaan-pengunaan tanah tertentu.

d.        Pengenalan pupuk
Penggunaan pupuk di dunia terus meningkat sesuai dengan pertambahan luas areal pertanian, pertambahan penduduk, kenaikan tingkat intensifikasi serta makin beragamnya penggu­naan pupuk sebagai usaha peningkatan hasil pertanian. Para ahli lingkungan hidup khawatir dengan pemakaian pupuk mineral yang berasal dari pabrik ini akan menambah tingkat polusi tanah yang akhirnya berpengaruh juga terhadap kesehatan manusia.
Pupuk merupakan salah satu faktor produksi utama selain lahan, tenaga kerja dan modal. Pemumupukan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan hasil pertanian. Anjuran pemupukan terus ditingkatkan melalui program pemupukan berimbang, namun sejak sekitar tahun 1986 terjadi gejala pelandaian produktivitas ( leveling off ), suatu petunjuk terjadi penurunan efesiensi pemupukan karena berbagai faktor tanah dan lingkungan yang harus dicermati.
Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk satu jenis tanaman akan berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap jenis tanah, memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda. Beberapa hal penting yang perlu dicermati untuk mendapatkan efesiensi dalam pemupukan antara lain : jenis pupuk yang digunakan, sifat dari pupuk tersebut, waktu pemupukan dan syarat pemberian pupuk serta cara atau metode pemupukan. Dengan tingginya hasil tanaman yang dipanen, berarti jumlah unsure hara yang diambil oleh tanaman dari dalam tanah akan banyak pula karena pengambilan unsur hara dari dalam tanah berlangsung secara pararel terhadap pembentukan bahan kering atau produksi tanaman. Sehingga untuk tahun-tahun pertanaman berikutnya unsure hara yang berada didalam tanah lambat laun akan terus berkurang.

e.         Pengenalan data sifat kimia dan fisika tanah
Tanah seperti kita telah ketahui tesusun dari bahan anorganik (mineral) dan bahan organik. Selain kedua bahan tersebut di dalam massa tanah terdapat dua bahan lainya yaitu air dan udara. Dengan demikian dapat pla kita katakana bahwa tanah terdiri dari 3 fase yaitu fase padat, cair dan gas. Fase padat yaitu bahan mineral dan bahan organik menempati 50% volume tanah, sedangkan sisanya yang berupa rang pori-pori tanah ditempati oleh fase cair dan gas yang perbandinganya selalu beubah- ubah tergantung pada musim dan cara pengelolaan tanah. Adapn perandingan bahan mineral dan bahan organik juga bervariasi. Pada tanah mineral jumlah bahan mineral lebih besar daripada bahan organik, tetapi pada tanah organik terjadadi sebaliknya.
Sifat-sifat fisika tanah adalah sifat-sifat tanah yang ditentukan oleh bahan penyusunya. Sifat-sifat fiska tanah ini sangat penting untuk anada ketahui, karena memiliki pengarh yang besar terhadap pertumbuhan dan prodksi tanaman yang tumbuh di ats tanah tersebut. Sifat-sifat fisika tanah mempengaruhi ketersediaan air di daam tanah, menentukan penetrasi (penembusan) akar di dalam tanah, sifat drainase dan aerasi tanah, serta ketersediaan nsur-nsur hara tanaman. Sifat-sifat fisika tanah juga mempengaruhi sifat-sifat kimia dan biologi tanah.
Selain sifat fisika tanah juga memiliki sifat kimia diman didalamnya terdapat kapasitas tukar kation (KTK) merupakan sifat kimia yang sangat erat hubungannya dengan kesuburan tanah. Tanah-tanah dengan kandungan bahan organik atau kadar liat tinggi mempunyai KTK lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan kandungan bahan organik rendah atau tanah-tanah berpasir (Hardjowogeno 2003). Nilai KTK tanah sangat beragam dan tergantung pada sifat dan ciri tanah itu sendiri. Besar kecilnya KTK tanah dipengaruhi oleh : reaksi tanah, tekstur atau jumlah liat, jenis mineral liat, bahan organik dan, pengapuran serta pemupukan. Soepardi (1983) mengemukakan kapasitas tukar kation tanah sangat beragam, karena jumlah humus dan liat serta macam liat yang dijumpai dalam tanah berbeda-beda pula.

f.          Pengenalan eveluasi kesuburan tanah, menghitung kebutuhan pupuk dan kapur
 Tanaman memerlukan makanan yang sering disebut hara tanaman (plantnutrient) untuk memenuhi siklus hudupnya. Apabila suatu tanaman kekurangansuatu unsur hara, maka akan menampakkan gejala pada suatu organ tertentu yangspesifik yang biasa disebut gejala kekahatan. Unsur hara yang diperlukan tanamantidak   seluruhnya   dapat   dipenuhi   dari   dalam   tanah.   Oleh   karena   itu   perlupenambahan dari luar  biasanya  dalam bentuk pupuk. Pupuk adalah bahan yangdiberikan kedalam tanah atau tanaman untuk memenuhi kebutuhan unsur harabagi tanaman dan dapat berfungsi untuk memperbaiki sifat fisika, kimia danbiologi tanah.Kesuburan tanah ditentukan oleh keadaan fisika, kimia dan biologi tanah.Keadaan fisika tanah meliputi kedalaman efektif, tekstur, struktur, kelembabandan tata udara tanah. Keadaan kimia tanah meliputi reaksi tanah (pH tanah), KTK,kejenuhan basa, bahan organik, banyaknya unsur hara, cadangan unsur hara danketersediaan terhadap pertumbuhan tanaman. Sedangkan biologi tanah antara lainmeliputi aktivitas mikrobia perombak bahan organik dalam proses humifikasi danpengikatan nitrogen udara. Evaluasi kesuburan tanah dapat dilakukan melaluibeberapa cara, yaitu melalui pengamatan gejala defisiensi pada tanaman secaravisual,   analisa   tanaman   dan   analisa   tanah.   Analisa   tanaman   meliputi   analisa1
serapan hara makro primer (N, P dan K) dan uji vegetatif tanaman dengan melihatpertumbuhan tanaman. Sedangkan analisa tanah meliputi analisa ketersediaan haramakro primer (N, P dan K) dalam tanah.  Pembuatan makalah ini dimaksudkanuntuk   membahas   beberapa   hal   terkait   dengan   kesuburan   tanah,   sehinggapemakalah mampu  memahami  dan  menjelaskan  dasar-dasar kesuburan  tanah,indikator kesuburan tanah, evaluasi kebutuhan pupuk dan perbaikan kesuburantanah.

g.        Pengenalan peta geologi, peta topografi dan peta satauan lahan
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa batuan di bumi terdiri dari batuan yang terbentuk di dalam permukaan bumi (Plutonik) dan batuan yang terbentuk di permukaan bumi (Vulkanik). Selain itu terdiri dari berbagai macam jenis yang mana memiliki ciri tersendiri dalam mengidentifikasikannya. Beberapa jenis di antaranya yaitu Batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Ketiganya memiliki struktur permukaan yang berbeda-beda utamanya dalam gambaran pada peta geologi. Perbedaan ini di tandai dengan pemberian warna yang berbeda-beda dan memiliki ciri warna yang telah di sepakati dan sudah di tetapkan. Dalam menggambarkan bentuk sebaran batuan salah satu jenis batuan yang membutuhkan pengukuran yang teliti dan di perlukan kedisiplinan dalam melakukannya adalah dalam mengukur strike dan dip dari suatu batuan. Hasil dari pengukuran akan menjadi data dan di tuangkan dalam bentuk symbol strike dan dip. Pemberian symbol ini di maksudkan agar menjadi pelengkap dalam menentukan struktur batuan yang ada baik yang ada di permukaan maupun yang ada di dalam permukaan.
Peta topografi adalah jenis peta yang ditandai dengan skala besar dan detail, biasanya menggunakan garis kontur dalam pemetaan modern. Sebuah peta topografi biasanya terdiri dari dua atau lebih peta yang tergabung untuk membentuk keseluruhan peta. Sebuah garis kontur merupakan kombinasi dari dua segmen garis yang berhubungan namun tidak berpotongan, ini merupakan titik elevasi pada peta topografi.
Satuan lahan adalah bagian dari  lahan yang mempunyai karakteristik yang spesifik. Sembarang bagian dari lahan yang menggambarkan karakteristik lahan yang jelas dan nyata, tidak peduli bagaimana caranya dalam membuat batas-batasnya, dapat dipandang sebagai satuan lahan untuk evaluasi lahan. Namun demikian evaluasi lahan akan lebih mudah dilakukan apabila satuan lahan didefinisikan atas  kriteria0kriteria karakteristik lahan yang digunakan dalam evaluasi lahan. (FAO 1990).

h.        Pengenalan peta tanah, peta kemampuan lahan, peta kesesuaian lahan
Dalam menganalisis kegunaan tanah untuk dimanfaatkan maka perlu untuk menegenal karakteristik dari tanah tersebut. Hal ini dapat dilakukan melalui peta, diantaranya ada peta tanah, peta kemampuan lahan, dan peta kesesuaian lahan. Peta tanah adalah sebuah peta yang menggambarkan variasi dan persebaran berbagai jenis tanah atau sifat-sifat tanah (seperti pH, tekstur, kadar organik, kedalaman, dan sebagainya) di suatu area. Peta tanah merupakan hasil dari survey tanah dan digunakan untuk evaluasi sumber daya lahan, pemetaan ruang, perluasan lahan pertanian, konservasi, dan sebagainya. Satuan peta tanah disebut satuan peta tanah (SPT). Dalam peta tanah, terdapat data primer yang merupakan hasil dari pengukuran langsung di lapangan dan data sekunder merupakan hasil dari perhitungan dan/atau perkiraan berdasarkan data yang didapatkan di lapangan. Contoh data sekunder yaitu kapasitas produksi tanah, laju degradasi, dan sebagainya.
Peta kemampuan lahan adalah peta yang menyajikan hasil evaluasi kemapuan lahan pada suatu wilayah. Klasifikasi kemampuan lahan merupakan penilaian kemampuan lahan untuk penggunaan pertanian secara  umum tanpa menimbulkan kerusakan dalam jangka panjang, sementara peta kesesuain lahan adalah peta yang menggambarkan tingkat kecocokan dari sebidang lahan untuk penggunaan tertentu. Kelas kesesuaian lahan suatu wilayah dapat berbeda tergantung tipe penggunaan lahan yang diinginkan. Evaluasi kesesuaian lahan dengan cara membandingkan kecocokan antara kualitas dan karakteristik lahan sebagai parameter dengan kriteria kelas kelsesuaian lahan yang disusun berdasarkan persyaratan tumbuh tanaman atau penggunaan lahan yang dievaluasi.


1.2              Tujuan
a.       Faktor-faktor pembentukan tanah
-          Mengenal faktor-faktor pembentuk tanah
-          Mengenal ciri-ciri tanah dari faktor pembentukan tanah
-          Menduga tingkat kesuburan tanah yang terbentuk dari bahan induk
b.      Tekstur, warna, dan konsistensi tanah
-          Mengetahui perbedaan tekstur, warna dan konsistensi tanah
-          Menetapkan tekstur tanah dengan metode perasaan
-          Mengidentifikasi warna tanah dalam kondisi kering dan lembab
-          Menetapkan konsistensi tanah dalam kondisi basah (kelekatan dan plastis tanah)
c.      Pengamatan sifat-sifat morfologi  tanah Latosol dan Pedsolik
-          Mengamati sifat-sifat morfologi tanah melalui profil tanah
-          Mengetahui jenis-jenis Latosol dan Pedsolik beserta sifat umumnya
d.      Pengenalan pupuk
-          Mengetahui jenis-jenis pupuk
-          Mengetahui zat yang terkandung didalam pupuk
-          Mengetahui kegunaan pupuk
e.      Pengenalan data sifat kimia tanah dan sifat fisika tanah
-          Mengetahui sifat kimia dan fisika yang terkandung didalam tanah
-           Menginterpretasi data sifat fisika tanah hasil analisis laboratorium fisika tanah Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan IPB
-          Mengenalkan data sifat kimia tanah hasil analisis laboratorium
f.       Pengenalan evaluasi kesuburan tanah, menghitung kebutuhan pupuk dan kapur
-          Dapat menentukan status unsur hara di dalam tanah
-          Dapat menghitung kebutuhan pupuk dan kebutuhan kapur
g.      Pengenalan peta geologi, peta topografi, dan peta satuan lahan
-          Mengenalkan informasi yang disajikan di dalam peta geologi, peta topografi, dan peta satuan lahan
-          Dapat membaca peta  geologi, peta topografi, dan peta satuan lahan
-          Dapat menentukan posisi di dalam peta
h.      Pengenalan peta tanah, peta kemampuan lahan, peta kesesuaian lahan
-          Mengenalkan informasi yang disajikan di dalam peta tanah, peta kemampuan lahan, peta kesesuaian lahan
-          Dapat membaca peta  tanah, peta kemampuan lahan, peta kesesuaian lahan
-          Dapat menentukan posisi di dalam peta tanah, peta kemampuan lahan, peta kesesuaian lahan



BAB II
METODELOGI

2.1              Alat, Bahan, dan Prosedur
a.    Faktor-faktor Pembentukan Tanah
Presedur
-          Menceritakan keadaan tanah masing-masing dari anggota kelompok dan menganalisis sesuai dengan tugas yang telah diberikan
b.    Tekstutur, Warna, dan Konsistensi Tanah
Alat           
-          Piring plastik, ember, dan gayung
Bahan
-          Tanah latosol Dramaga, tanah podsolik Jasinga, tanah andosol Sukamantri, tanah regosol Ciomas, dan air
Prosedur
-          Praktikan menganalisis tanah yan g telah tersedia (empat ember tanah dengan jenis yang berbeda) dalam menganalisis dan memperhatikan tekstur, warna, dan konsistensinya. Dalam menentukan tekstur, warna dan konsistensi  terlebih dahulu praktikan menjadikan tanah dalam bentuk pasta Menentukan tekstur dengan memirit tanah dengan memperhatikan kehalusan,kelicinan, kekasaran, dan daya tahan dari semua tanah. Selanjutnya tanah tersebut akan dilihat konsistensinya mulai dari konsistensi keringnya, konsistensi lembab , dan konsistensi basahnya dari kelekatan tanah tersebut. Kemudian praktikan mencocokan warna tanah baik dalam keadaan lembab ataupun kering dengan menggunakan Buku Munsell Soil Color Chart.

c.    Morfologi Tanah Latosol dan Pedsolik
Alat
-          Bor belgi, cangkul, skop, ember, air, meteran, pisau lapang, soil munsell color chart, pH meter, abney level, GPS
Prosedur
-          Cara pembuatan profil tanah : ukuran lubang profil tanah umumnya sekitar 1,5 m x 1 m dengan kedalaman 1,5 m sampai 2 m. Jika sebelum mencapai kedalaman 1,5 meter telah ditemukan bahan induk, maka penggalian profil dihentikan. Penempang profil yang akan diamati sebaiknya menghadap datangnya sinar matahari agar pengamatan profil tanah menjadi terang. Cara penarikan batas horison : perhatikan warna pada penampang tanah, tempat terjadi perubahan warna ditarik sebagai batas hirison. Pada umumnya profil tanah mem[unyai horison tipis pada bagian atas yang berwarna gelap. Pada bagian yang tidak dapat dibedakan warna, tusuk-tusuk dengan pisau lapang sambil meremas bekas tusukan tanah. Dengan tusukan tersebut dapat dibedakan lapisan yang gembur, agak keras,dll. Jika cara itu  tidak bisa membedakan maka penarikan batas horison dapat didasarkan pada perbedaan struktur, tekstur, dan konsistensi. Cara pengamatan sifat morfologi tanah : dilakukan lebih detail daripada hanya sekedar pengamatan profil tanah untuk mengetahui pelapisan tanah. Hasilnya dicatat dalam kartu deskripsi, yang diamati dalam pendeskripsian itu adalah lapisan horison, ketebalan horison, topografi batas horison, sifat dan ciri tanah pada setiap horison, sifat yang diamati meliputi warna, tekstur, struktur, konsistensi, karatan, bahan kasar, perakaran , dan kedalaman efektif tanah.

d.    Pengeanalan pupuk
Alat
-          Alat tulis
Bahan
-          Berbagai macam pupuk dengan bentuk kristal, serbuk , granula, dan cair
Prosedur
-          Mengamati satu per satu dari 25 jenis pupuk. Mengklasifikasikan setiap jenis pupuk tersebut berdasarkan nama pupuk, rumus kimia, bentuk, warna, unsur utama, dan unsur ikutan. Menggolongkan masing-masing jenis pupuk berdasarkan kandungannya, termasuk tunggal atau majemuk.

e.         Pengenalan data Sifat Kimia dan Fisika Tanah
Bahan
-          Data sifat fisika tanah hasil analisis laboratorium fisika tanah Departemen Ilmu Tanah Faperta  IPB
-          Data sifat kimia tanah hasil analisis laboratorium fisika tanah Departemen Ilmu Tanah Faperta  IPB
Prosedur
-          Menghitung dan mencocokkan ulang data sifat fisika dan kimia tanah hasil analisis laborarium fisika Departemen Ilmu Tanah Faperta  IPB

f.          Evaluasi Status Unsur Hara Tanah, Menghitung Kebutuhan Pupuk Dan Kapur
Prosedur
-          Menghitung status unsur hara latosol dan pedsolik data sifat kimia tanah yang digunakan dalam praktikum pengenalan sifat kimia tanah.

g.    Pengenalan Peta Topografi, Peta Geologi, dan Peta Satuan Lahan
Bahan
-          Peta geologi lembar Bogor skala 1 : 100.000, peta topografi skala 1 : 25.000, peta land sistem skala 1 : 250.000
Prosedur
-          Menyediakan ketas jilid bening ukuran 20 cm x 20 cm dan dijiplak di peta topografi  dengan menetukan koordinatnya lalu mencocokkan dengan peta geologi dan peta satuan lahan dengan koordinat yang diketahui dari peta topografi.

h.    Pengenalan Peta Tanah, Peta Kemampuan Lahan, dan Peta Kesesuaian Lahan
Bahan
-          Peta tanah skala 1 : 50.000 dan skala 1 : 250.000, peta kemampuan lahan skal 1 : 100.000, dan peta kesesuaian lahan skal 1 : 50.000
Prosdeur
-          Menentukan lokasi lahan dengan koordinat peta dan mencatat informasi yang terkandung didalam peta tanah, peta kemempuan lahan, dan peta kesesuaian lahan.





 BAB IV
PENUTUP
4.1  Kesimpulan
            Mempelajari mata kuliah pengantar ilmu tanah  sangat  berguna sekali dalam  menunjang ilmu yang berkaitan dengan pertanian dalam arti luas khususnya di bidang pertanian dan kehutanan. Dalam bidang kehutanan khususnya mempelajari ilmu tanah sangat membantu dalam memperbaiki hutan untuk kedepannya. Mengetahaui unsur-unsur pembentuk  tanah yang terdiri dari 5 faktor yaitu, bahan induk, iklim, topografi, organisme, dan waktu dapat membantu dalam penentuan tingkat kesuburan tanah di suatu lahan yang akan dijadikan lahan penanaman hutan baru. Mengetahui tekstur, warna, dan konsistensi tanah dapat berguna untuk melihat  kecocokan jenis-jenis tanah dalam penanaman kembali hutan baru. mengetahui sifat-sifat morfologi  tanah latosol dan pedsolik berguna untuk melihat profil tanah dan mengetahui sifat-sifat tanah  yang akan digunakan untuk penanaman hutan baru. Mengetahui Pengenalan pupuk sangat berguna sekali dalam penanaman hutan terutama dengan mengetahui jenis-jenis pupuk dan kegunaannya serta cara pemakaiannya dapat membantu dalam laju pertumbuhan pohon-pohon yang bermasalah secara cepat dan tepat sasaran. Mengetahui Pengenalan data sifat kimia dan fisika tanah juga sangat berguna dalam pengenalan sifat-sifat tanah, khususnya untuk pemupukan dan aerasi tanah, dengan mengetahui sifa kimia tanah  sangat membantu dalam pengkajian kebutuhan pupuk, dengan menegetahu sifat fisika tanah dapat membantu dalam penghitungan laju aerasi tanah. Mengetahui Pengenalan evaluasi kesuburan tanah, menghitung kebutuhan pupuk dan kapur sangat membantu  dalam menghitung jumlah kebutuhan pupuk dan kapur dan dapat mengetahui unsur hara di dalam tanah, sehingga mempermudah dalam proses pemupukan dan pengapuran. Mengetahui Pengenalan peta geologi, peta topografi, dan peta satuan lahan dapat membantu  dalam membaca dan mengetahui informasi  yang ada di peta tersebut sehingga dapat memudahkan dalam mengidentifikasi tanah, begitu juga dalam mengetahui Pengenalan peta tanah, peta kemampuan lahan, peta kesesuaian lahan itu juga sangat penting dan dapat membantu dalam penentuan posisi tanah, kesesuaian tanah dengan tanaman apa yang ingin kita tanam  dan mengetahui kemampuan tanah tersebut dengan tanaman yang kita tanam. Segala yang dipraktikumkan dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Tanah sangat bermanfaat khususnya bagi praktikan dalam menunjang ilmu yang berkaitan dengan itu.


DAFTAR PUSTAKA
Agus, Cahyono, Dewi Wulan Sari, Daryono Prehaten.2008.Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah.Laboratorium Tanah Hutan. Yogyakarta(ID): Jurusan Budidaya Hutan Fakultas Kehutanan UGM.
Foth.1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.
Hakim N, Nyakpa M, Y.Nugroho S, G.B.Barley H.H. 1986. Dasar dasar Ilmu Tanah. Lampung (ID): Universitas Lampung.
Hardjowinego S.1992. Ilmu Tanah. Jakarta (ID): PT. Mediyataina Sarana Perkasa.
Kohnke,H. 1968. Soil Physic. New York (US): Mc Graw Hill Book Company.
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor (ID): Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Tan, K. H. 1991. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Yogyakarta (ID): UGM Press. Terjemahan: D. H. Goenadi.



0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification
Downloaded from Free Templates